Rabu, 07 Oktober 2009

LIDAH, Kecil namun banyak maknanya

Lidah adalah salah satu bagian kecil dari tubuh manusia, tapi tidak ada satu orangpun yang dapat mengecilkan arti atau makna lidah dalam kehidupannya. Tidak jarang lidah dapat menjadi salah satu factor yang menentukan kegagalan atau keberhasilan kita. Lidah walaupun letaknya agak tertutup oleh rongga mulut kita namun maknanya sangat beragam dalam kehidupan kita. Lidah dapat memuji orang namun lidah juga dapat mengutuk orang, lidah dapat membawa damai namun lidah juga dapat membawa peperangan, lidah dapat membangun orang namun lidah juga dapat menghancurkan orang. Begitu banyak peran dan makna lidah dalam setiap kehidupan kita. Ada sebuah cerita dalam sebuah kerajaan, suatu ketika raja dalam kerajaan itu memerintahkan juru masak istana untuk menghidangkan makanan yang paling enak sedunia. Untuk memenuhi perintah raja tersebut maka juru masak istana itu menghidangkan sop lidah kepada raja tersebut, raja mencicipi makanan tersebut sambil bertanya-tanya mengapa makanan ini dikatakan oleh juru masak itu sebagai makanan terenak sedunia, lalu raja menanyakan hal itu kepada juru masak, juru masak itu menjawab “saya menganggap sop lidah sebagai makanan terenak sedunia karena dengan lidah kita dapat menghibur orang yang sedang sedih, dengan lidah juga kita dapat menguatkan orang yang sedang lemah, dan dengan lidah juga saya dapat memuji baginda raja saat baginda menikmati makanan yang saya sajikan ini”. Mendengar alasan juru masak itu maka rajapun puas. Kemudian raja memerintahkan lagi agar juru masak ini menyajikan makanan yang paling tidak enak sedunia. untuk memenuhi perintah raja ini maka juru masak itu menyajikan kembali sop lidahnya. Melihat makanan yang disajikan oleh juru masak itu sama maka raja menanyakan apa maksud dari juru masak itu. Maka juru masak itupun menjawab “tadi saya membawa sop lidah ini sebagai makanan terenak sedunia karena memang lidah dapat menjadikan sesuatu itu indah dan baik, namun saya juga menyajikan sop lidah sebagai makanan paling tidak enak sedunia karena memang lidah juga dapat membuat orang lain sedih dan terluka, lidah juga dapat membawa perpecahan bahkan peperangan, bahkan sangat mungkin bila ketika baginda raja sedang menikmati sop lidah ini saya memaki-maki baginda, maka saya yang tadi saja baru dipuji dan baginda senang atas masakan saya akan berubah menjadi membenci dan menghukum saya dan menganggap semua masakan saya sangat tidak enak”. Mendengar alasan juru masak istana itu membuat raja sangat puas dan bangga dengan pemikiran juru masak itu maka raja memerintahkan menaikan jabatan juru masak itu menjadi penasehat kerajaan.
Cerita itu mungkin hanya cerita biasa saja, namun ternyata Yakobus juga melihat penting dan perlunya untuk mengingatkan jemaat-jemaat kedua belas suku akan penting dan bahayanya lidah, sehingga Yakobus dalam suratnya Yakobus 3:1-12 merasa perlu membahas dan mengingatkan jemaat-jemaat kedua belas suku untuk menjaga lidah. Ada dua istilah menarik yang Yakobus gunakan dalam suratnya ini, ayat ketiga dan keempat Yakobus menggunakan kata kekang dan kemudi. Kalau kita mendengar kata kekang tentunya kita teringat pada salah satu binatang yaitu kuda yang selalu menggunakan tali kekang. Kuda adalah hewan yang dapat sangat bermanfaat dan berguna dalam kehidupan manusia, kuda dapat membantu membawa beban berat, kuda dapat juga menjadi salah satu alat transportasi baik sebagai delman maupun sebagai kuda tunggang. Namun kuda juga dapat berbahaya dan menyusahkan manusia, ketika kuda itu masih liar maka sangat mungkin kuda itu justru menjadi bahaya bagi manusia yang mau memanfaatkannya. Oleh karena itu kita membutuhkan tali kekang untuk dapat mengatur dan mengarahkan kuda itu, seberapapun liarnya kuda itu bila kita telah dapat memasangkan tali kekang pada kuda itu maka kita mulai dapat mengatur dan mengarahkan kuda itu. Namun permasalahannya tidaklah mudah dan gampang memasangkan tali kekang pada kuda apalagi memasang tali kekang pada kuda yang liar, oleh karena itu sangat dibutuhkan arahan atau pelajaran ataupun pengalaman untuk membantu kita agar dapat memasang tali kekang pada kuda.
Begitu juga istilah yang kedua, kemudi, ketika berbica tentang kemudi maka yang terbayang oleh kita adalah alat-alat transportasi yang menggunakan kemudi sebagai pengaturnya, setiap alat transportasi baik mobil ataupun truk kendaraan didarat, maupun kapal laut alat transportasi dilaut ataupun pesawat alat transportasi di udara, semuanya memerlukan kemudi sebagai alat untuk mengarahkan dan mengatur alat-alat transportasi itu. Semua kemudi itu berbentuk lebih kecil bila dibandingkan alat-alat transportasi itu, coba lihat alat kemudi truk yang cukup kecil bila dibandingkan dengan bentuk truk yang besar, atau lihat kemudi kapal laut yang cukup kecil dibandingkan dengan bentuk kapal laut yang besar, ataupun juga kemudi pesawat yang cukup kecil dibandingkan dengan bentuk pesawat itu sendiri. Namun siapa yang bisa menampikan peranan dan makna penting dari kemudi-kemudi yang kecil itu untuk mengarahkan dan mengatur alat-alat transportasi yang sangat besar itu. Dengan kemudi yang begitu kecil mampu mengarahkan dan mengatur serta berguna membawa barang-barang atau bahkan manusia yang menggunakan alat-alat transportasi itu menuju tempat yang benar dan sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Namun lagi-lagi tidaklah mudah menggunakan kemudi itu, walaupun bentuk kemudi itu tergolong kecil namun untuk menggunakannya dengan baik dan benar dibutuhkan panduan ataupun pelajaran ataupun arahan agar kita dapat menggunakan kemudi itu untuk mengendalikan alat-alat transportasi yang besar itu.
Begitu juga dengan lidah, bagian tubuh yang kecil namun berperan dan bermakna besar dalam kehidupan manusia. Yakobus mengingatkan jemaat kedua belas suku, termasuk juga mengingatkan kita, agar kita dapat menjaga, mengekang dan mengendalikan lidah kita, karena dari lidah inilah dapat timbul berbagai macam dosa yang dimulai dari lidah kita. bila kita mau jujur, berapa sering kita jatuh dalam dosa dan berbuat salah karena berawal dari kita tidak dapat menjaga atau mengekang lidah kita. Menjaga dan mengekang lidah bukan berarti kita diam saja dengan kebenaran atau acuh pada keadaan dan lebih memilih diam dan tidak mau berbicara. menjaga dan mengekang lidah bukan seperti itu artinya, tapi menjaga dan mengekang lidah berarti kita dapat mengendalikan lidah kita termasuk pikiran kita sehingga kata-kata yang keluar dari mulut dan lidah kita bukanlah kata-kata yang dapat menghancurkan, membuat perpecahan, mengutuk dan mencaci apalagi kata-kata yang mendukakan Tuhan. Namun dengan menjaga dan mengendalikan lidah maka kita dapat mengeluarkan kata-kata yang membangun, menghibur, menyenangkan dan bahkan memuji Tuhan.
Namun memang permasalahannya mengatur, menjaga ataupun mengekang lidah bukanlah perkara atau tindakan yang mudah, kita lebih cenderung menggunakan lidah kita berdasarkan emosi dan keinginan duniawi kita. Tidaklah mudah menjaga, mengatur dan mengekang lidah kita, sama seperti halnya menggunakan tali kekang pada kuda dan menggunakan kemudi pada alat-alat transportasi, demikian juga sulitnya kita mengekang, mengendalikan dan menjaga lidah kita. Namun seperti halnya memasang tali kekang pada kuda dan menggunakan kemudi pada alat-alat transportasi yang membutuhkan arahan, pelajaran maupun panduan, demikian juga kita, kita membutuhkan arahan, panduan dan pelajaran untuk dapat menjaga, mengekang dan mengendalikan lidah kita. Dan oleh karena itulah kita membutuhkan Alkitab, kita membutuhkan waktu-waktu khusus untuk kita dapat membaca, belajar dan memahami Alkitab sehingga dengan Alkitab itu kita semakin diajar dan diarahkan untuk dapat melakukan segala hal yang diperintahkan dan berkenan kepada Tuhan, termasuk agar kita dapat menjaga dan mengekang lidah kita.
Oleh karena itu, mulai hari ini saya ingin mengajak teman-teman semua untuk kita bersama-sama mulai belajar untuk menjaga dan mengekang lidah kita, saya ingin mengajak teman-teman untuk menyediakan waktu-waktu khusus untuk membaca dan merenungi Alkitab agar melalui Alkitab itu kita semua semakin diajar serta diarahkan untuk selalu dan senantiasa melakukan hal-hal yang sesuai dan berkenan kepada Bapa. Sehingga seperti hal nya bila kita telah berhasil memasang tali kekang pada kuda dan kita berhasil menguasai kemudi itu maka kita akan dapat mengendalikan kuda dan mengendalikan alat-alat transportasi yang besar-besar itu menuju arah yang tepat, demikian juga bila kita telah berhasil menjaga dan mengekang lidah kita maka kita pun dapat mengarahkan hidup kita pada arah yang tepat yaitu arah hidup kita yang tertuju dan menuju kepada Kristus.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar