Selasa, 02 Februari 2010

Daniel, Pembangkang yang Beriman.

Mungkin bila saat ini President kita mengeluarkan suatu peraturan atau perintah maka mungkin tidak semua orang akan segera mematuhi dan menaatinya, apalagi para kritikus atau para politisi, mereka pasti akan segera menganalisa dan mengkritik peraturan atau perintah president itu benar atau tidak, layak atau tidak untuk dilakukan atau dipatuhi. Semua kritik itu bisa saja dilakukan karena situasi politik kita saat ini menganut system demokrasi. Tapi jangan bayangkan situasi politik seperti sekarang yang ada pada jaman Daniel waktu itu, waktu itu mereka menggunakan system politik monarki absolute, artinya raja dianggap sebagai Tuhan, sehingga segala perintah yang keluar dari mulut raja adalah suatu keputusan yang harus dilakukan, tidak boleh dikritisi apalagi ditentang. Siapun yang berani menentang atau membangkang perintah raja maka hukumannya pasti hukuman mati. Kondisi seperti ini yang dialami Daniel, belum lagi saat itu sebenarnya Daniel adalah warga Yehuda yang merupakan kota yang telah dikalahkan oleh Raja Babel, sehingga kondisi Daniel adalah warga daerah jajahan yang seharusnya patuh dan takut akan semua perintah raja yang sedang menjajah wilayahnya.
Namun ternyata Daniel bukanlah orang yang mau mencari selamat dan aman saja. Ia ternyata tetap memiliki iman yang teguh ditengah jajahan raja yang tidak memiliki iman yang sama dengannya. Ternyata Daniel lebih takut dan patuh akan Tuhan dan setia pada imannya daripada takut dan patuh serta setia pada manusia. Daniel tetap kritis menilai peraturan yang dikeluarkan raja meskipun kondisinya waktu itu tidak memungkinkannya untuk kritis. Namun satu yang menarik, ternyata Daniel bukanlah seorang yang mengkritisi hanya semata-mata untuk mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang yang dikritisinya, Daniel kritis dengan alasan yang benar yaitu hanya karena apa yang ada tidak sesuai dengan imannya dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Daniel berani mengkritisi perintah raja karena ia memiliki dasar yang tepat yaitu iman kepada Tuhan. Daniel bukan mengkritisi untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekan raja, itulah sebabnya Daniel hanya melawan perintah raja seorang diri dan tidak mempengaruhi orang-orang Yehuda yang lainnya untuk membantunya melawan perintah raja.
Inilah yang membedakan pembangkangan Daniel dengan pembangkangan beberapa orang saat ini, umumnya mereka yang melakukan pembangkangan atau mengkritisi sesuatu keputusan saat ini bukan lagi karena memang ia melihat keputusan itu benar-benar salah dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai iman yang hakiki, namun kebanyakan mereka semata-mata membangkang atau mengkritisi sebuah keputusan atau peraturan hanya semata-mata untuk mencari-cari kelemahan dan kesalahan orang itu untuk ia dapat menjatuhkan atau menjelek-jelekan orang yang menetapkan peraturan itu. Orang-orang yang seperti ini biasanya membangkang atau mengkritisi hanya karena perasaan tidak suka dengan orang yang menetapkan peraturan itu, ia tidak perduli dengan isi peraturannya, baginya yang terpenting adalah mencari kesalahan dan kelemahan dari peraturan itu sehingga dapat dipakai untuk melemahkan atau menjelek-jelekan orang yang menetapkan peraturan itu.
Inilah pembangkangan atau pengkritisan yang tidak benar. Dan ini bukan hanya terjadi pada dunia politik saja, dalam dunia pelayanan digereja pun sifat dan sikap pembangkangan atau pengkritisan seperti ini ada dan tumbuh subur. Sebagai contoh, bila kita tidak suka pada pendeta kita maka setiap apapun juga keputusan yang diambil oleh pendeta kita ini akan kita tentang. Tidak perduli apa isi keputusannya yang penting kita cari-cari kesalahan dari keputusan pendeta ini agar kita bisa mempermalukan pendeta itu didepan semua jemaat dengan mengatakan pendeta ini tidak becus memimpin dan mengambil keputusan yang benar. Begitu juga kepada pengurus-pengurus atau panitia suatu acara natal atau acara gerejawi lainnya, bila kita tidak suka dengan orang itu yang menjadi pengurus atau panitia, maka kita akan segera mencari-cari kelemahannya ketika ia menetapkan keputusan, walaupun sebenarnya keputusan yang dibuatnya itu sudah benar, sehingga kita dapat menjelek-jelekan atau mempermalukan orang itu didepan pengurus atau panitia yang lain sehingga semua pengurus atau panitia yang lain menjadi tidak suka dengan orang itu karena dianggap tidak mampu untuk terlibat dalam kepengurusan atau kepanitiaan. Sadar atau tidak, sebenarnya sifat pembangkangan atau pengkritisan seperti ini amat sangat dapat merusak pelayanan dalam gereja.
Sebagai orang Kristen, tentunya kita pun dituntut untuk tetap kritis. Namun bukan kritis yang untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekan orang tanpa melihat isi keputusannya. Sebagai orang Kristen kita dituntut untuk tetap kritis dalam dasar yang benar dan tepat yaitu dasar iman kita pada Tuhan. Sudah selayaknya dan seharusnya kita melihat suatu masalah dengan kritis dan dengan iman, sehingga kita bukan menjadi seorang pembangkang atau pengkritis yang semata-mata karena rasa iri atau rasa tidak senang dengan orang itu, tapi biarlah kita menjadi orang Kristen yang kritis dengan dasar iman kepada Tuhan. Sehingga kita dapat menilai suatu masalah dengan kritis, bukan dengan dasar iri atau tidak suka terhadap orang itu, namun kritis dengan melihat apakah keputusan itu seturut atau tidak dengan kehendak dan jalan Tuhan. Kiranya Tuhan memampukan kita semua menjadi orang-orang Kristen yang kritis dengan dasar iman yang benar dan teguh. Amin.

Senin, 18 Januari 2010

Tidak Ada Yang Tidak Berarti.

Adakah diantara teman-teman yang pernah atau mungkin saat ini sedang merasakan bahwa diri teman-teman tidak berarti atau tidak berguna?? Perasaan putus asa, tidak berarti dan tidak berguna seperti itu yang mungkin menjadi salah satu penyebab banyaknya kaum muda melakukan bunuh diri dengan meloncat dari gedung tinggi yang sering sekali terjadi belakangan ini. Memang banyak alasan yang mungkin dapat membuat kita menjadi putus asa, merasa tidak berarti dan tidak berguna, mulai dari karena masalah ekonomi, masalah pekerjaan, masalah kesehatan, masalah dengan keluarga bahkan sampai masalah putus cinta dapat menjadi alasan untuk kita menjadi putus asa, tidak berarti dan tidak berguna. Memang tidak mudah membuat kita merasa tidak putus asa ketika kita sedang mengalami atau menghadapi masalah yang mungkin bagi orang lain masalah itu kecil dan sederhana, namun bagi kita mungkin saja masalah kecil dan sederhana itu menjadi suatu masalah yang besar yang akhirnya membuat kita putus asa dan merasa diri kita tidak berarti dan tidak berguna.
Memang tidak mudah mengatasi perasaan putus asa, merasa tidak berarti dan tidak berguna itu, namun bukan berarti tidak ada cara dan kita tidak mungkin untuk dapat mengatasi perasaan putus asa perasaan tidak berarti dan perasaan tidak berguna itu. Saya pun pernah merasakan perasaan diri saya ini tidak berarti dan tidak berguna lagi, untuk saya masalah kesehatan saya yang sering kali membuat saya jatuh dan merasa bahwa hidup dan diri saya tidak berarti dan tidak berguna lagi, mungkin bagi sebagian orang masalah kesehatan adalah masalah kecil, namun bagi saya masalah kesehatan saya ini menjadi masalah besar yang sering kali sulit untuk saya hadapi. Namun saya ingat perkataan seorang Pendeta yang selalu dapat membangkitkan semangat saya kembali untuk menemukan arti dan makna hidup saya sesuai dengan rencana Tuhan bagi hidup saya. Pendeta tersebut memberikan sebuah ilustrasi tentang organ tubuh kita. Ilustrasinya suatu ketika para organ tubuh, tangan, kaki, mulut, mata, telinga sedang mengadakan rapat tanpa mengundang perut, mereka rapat dan membahas tentang perut yang dianggapnya terlalu diistimewakan oleh Tuhan, “bayangkan perut tidak pernah susah-susah bekerja tapi selalu saja kita berikan dia makanan”, begitu kata-kata para organ tubuh yang lain. “saya saja dari pagi sudah harus berjalan berkilo-kilo meter untuk bekerja untuk mencari makan, sedangkan perut enak-enakan diam saja, tidak bekerja”, begitu kata kaki. “iya, saya pun harus susah-susah mengangkat sendok dan bahan-bahan makanan yang lain yang harus saya angkat dan kirim ke mulut”, kata tangan. “sedangkan saya harus cape mengunyah dan menjadikan bahan makanan itu menjadi lembut dan siap untuk ditelan”, kata mulut. “kami pun sibuk melihat, memperhatikan dan mendengar bahwa ada makanan yang enak yang layak untuk tubuh”, kata mata dan telinga. Akhirnya mereka berkesimpulan bahwa memang benar ternyata perut adalah satu-satunya organ tubuh yang tidak berarti dan tidak berguna karena ia samasekali tidak bekerja dan hanya selalu diberikan makan oleh organ-organ yang lain. Akhirnya mereka memutuskan untuk berdemo dan tidak lagi mau memberikan makanan kepada perut, agar perut mau berusaha sendiri mencari makanan untuk dirinya. Hari-hari berlalu, perut mulai merasakan sakit karena tidak ada makanan yang masuk, melihat perut mulai merasakan sakit, para organ yang lain mulai bersorak kegirangan karena mereka merasa sukses menghukum perut. Namun ketika mereka sedang bersorak kegirangan karena merasa menang, mata mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, ia mulai berkunang-kunang. Tak lama kemudian telinga dan mulut pun mulai juga merasakan ada yang tidak beres, mereka merasakan telinga berdengung dan mulut menjadi asam. Tangan dan kaki pun tidak luput dari dampaknya, tangan dan kaki mulai bergetar karena tidak ada tenaga yang dihasilkan dari makanan. Sampai akhirnya semua organ-organ tubuh itu berhenti bekerja dan mati karena tidak ada lagi energy dari suplai makanan yang dapat menopang kegiatan organ-organ tubuh itu.
Mungkin ilustrasi tadi terlihat sangat sederhana, namun dibalik kesederhanaan ilustrasi itu ternyata ada makna yang sangat dalam dan sangat berarti dari ilustrasi tadi. Ilustrasi tadi ingin mengatakan ternyata Tuhan tidaklah menciptakan sesuatu begitu saja dan Tuhan tidak lah menciptakan sesuatu yang tidak berarti dan tidak berguna. Tuhan menciptakan semua berarti dan berguna sesuai dengan kegunaan dan artinya sendiri-sendiri, Tuhan memiliki rencana yang indah pada setiap yang Ia ciptakan. Lihatlah bunga yang ada ditepi-tepi jalan, mungkin bagi beberapa orang bunga-bunga itu sama sekali tidak berarti dan tidak berguna, tapi coba perhatikan, ternyata bunga itupun berarti untuk menghiasi jalan yang gersang dan juga mungkin bunga itu berarti untuk sedikit membantu mengurangi polusi udara yang ada. Lihat juga lebah yang mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai binatang yang tidak berguna, tidak berarti dan bahkan menjadi binatang yang membahayakan karena menyengat, namun kenyataannya lebah sangat berguna dengan madunya dan juga lebah sangat berguna untuk penyerbukan bagi pohon buah disekitarnya.
Jadi teman-teman, ingat satu hal, tidak ada satupun yang Tuhan ciptakan tidak berarti dan tidak berguna. Setiap citaanNya memiliki arti dan kegunaannya sendiri-sendiri. Sekarang tinggal tugas kita mencari tahu arti dan tanggung jawab kita dalam hidup ini, yang sesuai dengan rencana Tuhan bagi setiap kita dengan cara selalu mendekatkan hidup kita denganNya sehingga kita menjadi peka akan rencanyaNya bagi kita. Marilah teman-teman mulai saat ini kita lawan perasaan putus asa, perasaan tidak berarti dan tidak berguna itu dengan selalu memegang teguh iman kita, bahwa Tuhan menciptakan kita dengan arti, tugas dan tanggung jawab tersendiri sesuai dengan rencanaNya bagi kita. Amin.

Rabu, 13 Januari 2010

Kekayaan Dan Kebahagiaan Sejati.

Teman-teman masih ingat lagu sekolah minggu yang isinya mengatakan “apa yang dicari orang?? Uang….. siang, malam, pagi, petang.. uang.. uang.. uang..” masih ingat lagu itu?? Iya, lagu itu mengungkapkan bagaimana setiap orang berlomba-lomba mengejar dan mencari uang dalam kehidupannya. Secara manusiawi memang tidak ada orang yang mau hidup susah, hidup miskin dan tidak memiliki uang dalam kehidupannya, itulah sebabnya mengapa semua orang berlomba-lomba mengejar dan mencari uang untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya sehingga kehidupannya akan bahagia bila segala kebutuhan hidupnya telah terpenuhi.
Namun pertanyaan sesungguhnya, apa sih sebenarnya kekayaan dan kebahagiaan sejati itu?? Kekayaan dan kebahagiaan sejati tidaklah identik dengan uang atau memiliki banyak uang, kekayaan dan kebahagiaan sejati itu adalah bagaimana kita dapat mengunakan uang yang ada pada kita, bagaimana kita dapat menikmati apa yang kita punya dan bagaimana kita dapat memberi atau menolong dan berarti buat sesama, itulah kekayaan dan kebahagiaan sejati. Mungkin teman-teman masih ingat pernyataan Anggoro pada akhir tahun lalu. Ia mengatakan karena proses hukum yang sedang ia hadapi membuat seluruh keluarganya stress, istrinya menjadi sakit stroke, anaknya stress dan tidak berani keluar rumah dan bertemu orang-orang. Kalau seperti ini apa bisa kita katakana bahwa ia memiliki kekayaan dan kebahagiaan sejati?? Kalau kita mau bicara tentang memiliki uang, bahkan uang banyak, siapa yang bisa menyangkal bahwa anggoro memiliki uang yang banyak, namun apakah dengan uang yang banyak dimilikinya itu dapat menjadikannya memiliki kekayaan dan kebahagiaan sejati?? Dilain sisi, minggu lalu saya sempat berjumpa dengan teman sepelayanan saya di pra-remaja sekolah minggu, ia dan keluarganya baru pulang menikmati liburan akhir tahun, ia mengatakan bagaimana ia dan keluarganya begitu gembira dapat menikmati liburan akhir tahun bersama seluruh keluarganya. Ia mengatakan bagaimana ia yang tidak memiliki villa di puncak dan anyer namun ketika liburan akhir tahun kemarin ia dan keluarganya dapat dengan gembira dan sukacita menikmati liburan di villa puncak dan anyer yang dipinjamkan oleh pemilik villa-villa tersebut. Secara manusia mungkin memang kita melihat uang yang dimiliki anggoro mungkin jauh lebih banyak dari uang yang dimiliki oleh rekan sepelayanan saya ini, namun siapa yang dapat mengatakan bahwa anggoro lebih memiliki kekayaan dan kebahagiaan sejati dibandingkan dengan rekan sepelayanan saya ini?? Mungkin kita sepakat mengatakan bahwa rekan sepelayanan saya ini lebih memiliki kekayaan dan kebahagiaan sejati ketika ia dapat menikmati kebersamaan, kegembiraan dan sukacita bersama seluruh keluarganya, dengan apa yang ia punya. Begitu juga dengan orang yang dapat memberi atau berbagi dengan sesama, bagaimanapun keberadaannya, maka orang itulah yang dapat dikatakan memiliki kekayaan dan kebahagiaan sejati dalam hidupnya.
Belajar dari hal-hal diatas tadi, marilah teman-teman kita raih kekayaan dan kebahagiaan sejati. Bekerja dan mencari uang adalah hal yang wajar dan harus kita lakukan, namun jangan sampai kegiatan mencari uang itu membuat kita melupakan hal-hal terpenting dalam kehidupan kita. Hubungan kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan keluarga kita, hubungan kita dengan sesama adalah hal penting dalam kehidupan kita. Janganlah kita menganggap dengan uang yang banyak itu artinya kita akan memiliki kekayaan dan kebahagiaan yang sejati, sehingga kita berlomba-lomba mengumpulkan dan mencari uang tanpa memikirkan hal-hal yang lain yang penting dalam kehidupan kita. Marilah kita memilki kekayaan dan kebahagiaan sejati dalam kehidupan kita. Amin.

Jumat, 08 Januari 2010

Lebih Mudah Mengingat Peristiwa Setahun Daripada Mengingat .......

Belum genap sebulan kita menjalani tahun 2010 ini tapi mungkin telah begitu banyak peristiwa yang harus kita hadapi, mungkin peristiwa senang atau peristiwa sedih. Ketika kita harus menghadapi peristiwa sedih diawal tahun ini, mungkin peristiwa itu akan membuat kita mulai goyah dan mulai sedikit pesimis menghadapi tahun 2010 ini. Pikiran kita mulai membuat kita melupakan penyertaan Tuhan sepanjang tahun yang lalu. Secara manusiawi memang kita lebih mudah untuk mengingat semua peristiwa-peristiwa yang telah kita lalui setahun kemarin dibandingkan dengan mengingat berkat-berkat dan penyertaan Tuhan dalam setahun kemarin, dan yang lebih mengkwatirkannya lagi, kita kadang-kadang lebih mudah untuk mengingat dan mengenang hal-hal yang menyedihkan setahun yang lalu disaat kita sedang menghadapi peristiwa sedih daripada kita mengingat penyertaan Tuhan kepada kita untuk melalui peristiwa yang menyedihkan itu. Justru mengingat peristiwa-peristiwa sedih itu tanpa mengingat juga penyertaan Tuhan yang membantu kita melewati peristiwa sedih itu akan membuat kita semakin pesimis dalam menjalani tahun yang baru saja kita lewati beberapa hari ini.
Beberapa hari yang lalu saya menutup tahun 2009 dan memulai tahun 2010 dengan berjumpa dengan beberapa teman-teman saya yang telah lama tidak bertemu, secara otomatis muncul kembali kenangan dari peristiwa-peristiwa lama yang telah saya lalui. Saya baru sadar ternyata telah begitu banyak peristiwa-peristiwa baik yang menyedihkan maupun yang menyenangkan yang telah saya laui meskipun saya melaluinya dengan kondisi saya yang tidak sempurna 100%, banyak peristiwa yang membuat saya sedih, takut dan bimbang saat mengenangnya, namun saya tidak ingin kenangan saya berhenti sampai pada kesedihan, ketakutan dan kebimbangan akan peristiwa-peristiwa itu, saya meneruskan ingatan saya akan bagaimana penyertaan dan berkat-berkat Tuhan yang diberikan untuk saya dapat melalui semua peristiwa yang menyedihkan, menakutkan dan membimbangkan itu. Kenangan akan semua penyertaan dan berkat Tuhan kepada saya untuk menghadapi peristiwa-peristiwa itu membuat saya optimis dan berani menatap hari baru untuk memulai hari-hari ditahun yang baru ini. Saya tahu Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup yang selalu lurus dan senang sepanjang tahun, namun bila Ia sangup dan telah menyertai saya dalam melewati peristiwa-peristiwa besar dalam sepanjang hidup saya selama ini, maka tentu Ia pun akan sanggup dan selalu menyertai saya melewati hari-hari dalam tahun yang baru ini. Oleh karena itu teman-teman, saya ingin mengajak kita semua untuk kembali berfokus dan mengingat segala berkat dan penyertaanNya kepada kita sepanjang tahun yang lalu, yang akan menjadi bekal kita untuk menatap dan melalui hari-hari ditahun yang baru ini. Mungkin saat ini kita telah menemui peristiwa yang menyedihkan ataupun menakutkan diawal tahun ini, namun satu yang pasti yang dapat selalu kita pegang, bila Ia sanggup dan selalu menyertai kita dalam melewati peristiwa-peristiwa apapun juga ditahun yang lalu, maka Ia pun akan sanggup dan senantiasa memberkati dan menyertai kita melewati hari-hari dalam tahun ini, tidak perduli kita akan menghadapi peristiwa senang ataupun sedih, peristiwa bahagia ataupun menakutkan, namun satu yang pasti selama kita menjadi AnakNya kita tidak perlu takut melewati peristiwa-peristiwa itu karena Ia telah membuktikan Ia tidak pernah melepaskan kita berjalan sendiri, berkat dan penyertaanNya selalu tersedia untuk kita setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, bahkan setiap tahun. Selamat menjalani hari-hari di tahun 2010.
Amin.

Selasa, 15 Desember 2009

Gembala.

Tidak lama lagi kita akan bersama-sama merayakan natal. Setiap natal kita pasti akan kembali diingatkan oleh peran para gembala dalam kisah kelahiran Yesus. Mungkin kita semua telah tahu bagaimana sikap dan perlakuan warga Yahudi terhadap para gembala pada jaman kelahiran Yesus waktu itu. Iya betul, pada waktu itu seorang gembala tidak akan dipandang dan akan diremehkan keberadaannya ditengah-tengah masyarakat. Pada waktu itu para gembala dianggap sebagai orang upahan dan orang miskin yang tidak layak dipandang. Bahkan tidak jarang para gembala harus tidur didalam kandang bersama-sama dengan hewan yang mereka jaga. Namun seperti yang selama ini telah kita ketahui bahwa Yesus bukan tanpa sebab memilih gembala untuk menyatakan dan memberitahu kelahiranNya, selain Yesus ingin mengatakan pada dunia bahwa Yesus tidak membeda-bedakan manusia, Dia tidak memandang rendah gembala seperti pandangan warga Yahudi saat itu, Yesus juga ingin mengambarkan hal-hal positif dari gembala yang akan mencerminkan keberadaanNya di dunia ini.
Teman-teman mungkin pernah membaca bahwa gembala pada waktu itu terkenal sangat bertanggung jawab dan sangat mengasihi hewan-hewan yang dijaganya. Bahkan karena sayangnya gembala pada hewan atau domba-dombanya maka tidak jarang para gembala ini menamai setiap hewan atau domba-dombanya, sehingga dengan mudah ia memanggil para dombanya saat ia sedang menggembalakan domba-dombanya dipadang rumput, bahkan karena kasihnya gembala pada hewan dan domba-dombanya maka setiap gembala mengenal dengan jelas semua domba-domba yang dijaganya, demikian juga sebaliknya domba-dombanya pun mengenal suara dan panggilan dari gembalanya. Bahkan tidak jarang para gembala rela dan berani mempertaruhkan nyawanya ketika ada dombanya yang hilang atauada dombanya yang sedang diganggu oleh hewan-hewan pemangsa lainnya. Karena rasa tanggung jawab dan kasihnya pada domba-domba yang dijaganya maka para gembala rela menahan lapar, cape dan lelah untuk mencari dombanya yang hilang, dan saat ia menemukan dombanya itu kembali maka ia akan sangat bersuka cita dan melupakan semua kesusahan yang ia alami saat mencari dombanya itu.
Karena itulah teman-teman, salah satu hal yang menyebabkan mengapa Yesus memakai gembala untuk menjadi orang yang diberitahu oleh malaikat tentang kelahiran Yesus. Seperti yang telah dikatakan tadi bahwa Yesus tidak memandang rendah dan tidak membeda-bedakan manusia sehingga Ia menggunakan para gembala yang saat itu tidak dianggap dan dipandang rendah oleh masyarakat pada saat itu, selain itu Yesus juga ingin mengatakan bahwa kedatanganNya ke dunia bukanlah sebagai raja yang merebut kekuasaan tapi Ia datang sebagai gembala yang baik, Ia datang karena rasa kasihNya pada kita domba-dombaNya, Ia datang untuk mencari kita domba-dombaNya yang terhilang. Bahkan sebagai gembala yang baik Ia rela datang kedunia dan memberikan nyawaNya untuk mencari dan menyelamatkan kita domba-dombaNya yang hilang.
Begitu berharganya kita bagi Yesus, lalu apa sikap kita menyambut kasih yang Yesus berikan itu?? Tidak lama lagi kita akan memperingati natal, memperingati peristiwa Yesus yang datang karena kasihNya pada kita, Dia datang sebagai gembala yang baik, yang mengenal setiap domba-dombaNya dan yang rela berkorban untuk mencari dan menyelamatkan domba-dombaNya. Lalu bagaimana dengan kita?? Apakah kita juga mau menyambutnya dengan sikap kita menjadi domba yang baik, domba yang mengenal suara dan panggilan dari Dia gembala kita?? Atau kita memilih untuk menjadi domba yang nakal, yang selalu melawan dan lari dari Dia gembala kita?? Semua keputusan ada pada kita, mau seperti apa dan bagaimana kita mau menyambut Dia gembala kita. Namun satu yang pasti, Dia telah datang kedunia karena kasihNya pada kita, Dia datang dengan tidak membeda-bedakan dan memandang rendah kita, Dia datang sebagai gembala yang baik yang mengenal kita setiap domba-dombaNya, dan sebagai gembala yang baik Dia rela berkorban dan memberikan nyawaNya untuk mencari dan menyelamatkan kita domba-dombanya.
Sudah sepatutnya kita mengucap syukur dan berterimakasih atas kasihNya yang bagitu besar pada kita.
Selamat natal dan Tuhan memberkati.
Amin.

Selasa, 08 Desember 2009

Jangan Mau Selalu di Tuduh.

Pernahkah teman-teman merasakan malas untuk berdoa, atau malas untuk membaca Alkitab, atau malas untuk hadir ke kebaktian di gereja atau bahkan malas untuk melayani?? Biasanya ada banyak factor yang menyebabkan kita merasa malas untuk itu semua, tapi ada satu factor yang seringkali menjadi alasan atau menjadi pembenaran bagi kita bila kita tidak melayani, kegereja, berdoa atau membaca Alkitab. Kadang-kadang perasaan tidak layak dan tidak pantas karena dosa-dosa yang telah kita buat, sehingga kita tidak layak untuk berdoa, membaca Alkitab, kegereja dan bahkan melayani.
Perasaan seperti itu seringkali menjadi alasan kita untuk tidak berdoa, membaca Alkitab, ke gereja dan melayani. Saya sering mendengar beberapa teman saya mengungkapkan hal ini sebagai alasan ia undur dari pelayanan. Bahkan secara pribadi saya sendiri pun pernah merasakan perasaan seperti itu yang akhirnya mematahkan semangat dan membuat saya malas untuk melayani.
Perasaan merasa tidak pantas dan tidak layak karena dosa-dosa yang telah kita buat, sebenarnya merupakan hal yang baik, karena dengan demikian artinya kita telah dapat mengkoreksi diri dan menyadari segala perbuatan kita yang salah dan tidak baik. Namun bila perasaan tidak layak dan berdosa ini selalu menuduh kita sehingga pada akhirnya membuat kita menjadi patah semangat atau bahkan membuat kita menjadi malas dan undur dari berdoa, membaca Alkitab, ke gereja atau bahkan undur dari melayani, ini yang harus kita waspadai. Hati-hati bila hal ini yang sudah terjadi pada diri kita, si iblis dapat merubah perasaan menyesal atas dosa-dosa kita menjadi perasaan yang dibuat-buat untuk menjadikan alasan bagi kita untuk undur dari Tuhan. Iblis akan memakai perasaan menyesal kita menjadi sarananya untuk menarik kita jauh dari Tuhan. Iblis akan terus menjadikan dosa kita sebagai alasan untuk menuduh kita sebagai manusia yang sangat kotor, yang tidak akan pernah pantas lagi untuk berdoa, membaca Alkitab, kegereja atau bahkan melayani. Dan bila iblis telah sukses dengan perangkap ini, maka kita akan merasakan bahwa kita tidak lagi pantas dan layak untuk dakat dengan Tuhan, sehingga akhirnya membuat kita patah semangat, malas dan undur dari Tuhan.
Memang perasaan menyesal akan dosa-dosa kita itu baik, namun bila perasaan berdosa itu terus saja menuduh kita menjadi orang yang sangat kotor dan sangat berdosa walaupun sebenarnya kita telah menyesali dosa itu dan minta pengampunan dari Tuhan serta berusaha untuk menjadi lebih baik dan tidak lagi jatuh dalam dosa itu, maka waspadalah mungkin sekali iblis sedang memakai strateginya untuk menjatuhkan kita dan membuat kita semakin jauh dengan Tuhan, karena sebenarnya setiap dosa-dosa kita telah ditanggungNya dan ditebusNya secara lunas diatas kayu salib, selama kita mau menyesali dosa-dosa kita dan memohonkan pengampunanNya serta kembali kejalanNya dan meminta kekuatan dariNya agar kita tidak lagi jatuh kedalam dosa-dosa itu, maka sesungguhnya darah yang telah Yesus curahkan diatas kayu salib itu telah menebus dan membayar lunas dosa-dosa kita itu, sehingga kita sekarang bukan lagi menjadi orang-orang kotor yang tidak pantas dan tidak layak untuk memanggil Dia Bapa.
Teman-teman, sebentar lagi kita akan menyambut natal, merayakan kedatanganNya ke dunia sebagai manusia untuk menebus dosa-dosa kita. Bila memang masih ada dosa-dosa kita yang belum kita akui dan mohon pengampunanNya, maka sekarang marilah kita memohonkan pengampunan atas dosa-dosa kita itu. Karena itulah tujuanNya datang kedunia, yang kita peringati sebagai natal, Dia datang untuk menyelamatkan dan mengampuni dosa-dosa kita umat manusia. Dan bila kita telah selesai memohonkan pengampunanNya, marilah kita menjaga sikap hidup kita untuk selalu ada di jalanNya dan terus berusaha untuk menjadi Anak-AnakNya yang senantiasa menjalankan perintah-perintahNya. setelah itu, jangan mau lagi terus-terusan dan selalu di tuduh oleh si iblis dengan menggunakan dosa-dosa kita untuk membuat kita jauh dan undur dariNya. Marilah kita tanamkan dihati kita dan mengatakan pada si iblis, “maaf, engkau tidak dapat lagi menuduh saya karena Yesus telah datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia termasuk dosa-dosaku telah ditebusNya”.
Amin.

Jumat, 04 Desember 2009

Keledai Bukan Kuda.

Teman-teman sudah pernah melihat keledai?? Tahu atau tidak perbedaan keledai dengan kuda?? Iya, keledai lebih kecil dibandingkan kuda, keledai juga pada waktu itu adalah hewan yang dipelihara oleh orang-orang kecil atau rakyat biasa sedangkan kuda adalah hewan yang pada waktu itu biasanya dipelihara oleh orang-orang kaya yang memiliki uang banyak dan keluarga kerajaan, jadi pada waktu itu keluarga yang memelihara kuda adalah keluarga kerajaan atau minimal keluarga yang kaya sedang keluarga dari rakyat biasa kebanyakan hanya memelihara keledai. Selain itu keledai jalannya lambat, kalau jalan kepala keledai suka menunduk, dan keledai lebih sering dipakai untuk mengangkat beban berat. Sedangkan kuda terlihat sangat kokoh, sangat keren, jalannya tegap dan pada waktu itu kuda lebih sering digunakan untuk menarik kereta perang prajurit atau digunakan sebagai kendaraan bertempur seorang raja atau panglima.
Dari sekian banyak perbedaan antara kuda dan keledai, tampak sekali perbedaan peran, perbedaan perlakukan antara kuda dan keledai. Pada waktu itu tentu saja setiap orang lebih ingin memelihara dan menggunakan kuda daripada keledai, selain membuat orang yang mengendarai kuda akan terlihat lebih berkuasa, menunggang kuda juga dapat menunjukan status social kita yang bukan sebagai rakyat biasa. Namun sayangnya dari Alkitab yang kita baca tentang perikop Yesus yang disambut di Yerusalem, Yesus lebih memilih menunggangi keledai daripada menunggangi kuda saat Ia masuk ke kota Yerusalem. Tapi walaupun begitu, dari bagian Alkitab itupun kita dapat melihat ternyata rakyat di Yerusalem sempat menyambut Yesus sebagai raja ketika Dia masuk ke kota Yerusalem dengan menunggangi keledai.
Dan bila kita mau menyelidiki bagian Alkitab itu lebih dalam lagi, kita tentunya akan menemukan ternyata Yesus ingin menunjukan sesuatu hal kepada kita mengapa Ia memilih menunganggi keledai daripada menunggangi kuda untuk masuk ke kota Yerusalem itu. Ternyata dengan menunganggi keledai, Yesus ingin menunjukan bahwa Ia datang ke dunia bukan sebagai raja yang menyandang pedang dan siap untuk berperang dan mengendarai kuda, namun Ia datang ke dunia sebagai raja yang ingin mengangkat beban dunia, mengangkat beban dosa manusia di dunia, dan untuk itu Ia datang dengan kelemah lembutan bukan dengan penyandang pedang, dengan kekerasan dan siap untuk berperang.
Selain itu dengan menunggangi keledai, Yesus juga ingin menunjukan bahwa Ia bukanlah Tuhan yang mempertahankan statusNya tapi dengan kasihNya Ia mau meninggalkan status rajanya dan datang kedunia sebagai manusia biasa. Dengan menunggangi keledai, Ia pun ingin mengatakan bahwa Ia datang kedunia untuk semua orang, dan bukan untuk orang-orang kaya saja.
Namun lagi-lagi sayangnya, ego kita sering kali membuat kita kecewa ketika kita membaca bahwa Yesus ternyata hanya menunganggi keledai dan bukan kuda. Ego kita kadang-kadang membuat kita ingin melihat Yesus datang sebagai raja yang berkuasa dan menyandang pedang sehingga semua orang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja yang berkuasa atas semua manusia. Kadang-kadang disaat kita merasa sebagai kaum minoritas di Indonesia ini, kita ingin melihat Yesus datang bukan dengan kelemah lembutan tapi datang dengan kekuasaanNya sehingga semua orang memandang kita sebagai orang Kristen dan percaya kepada Yesus. Tapi Yesus tidak menginginkan itu, Dia ingin datang sebagai raja yang menanggung dosa manusia dan datang dengan kelembutan bukan dengan menyandang pedang agar semua orang percaya kepadaNya.
Saat ini kita memasuki bulan Desember, sebagai orang Kristen tentunya kita sibuk menyiapkan acara-acara natal kita, baik acara natal di gereja maupun acara natal di keluarga kita. Namun selain sibuk menyiapkan acara-acara natal itu, ada yang lebih penting kita siapkan untuk menyambut natal, sudahkah kita menyiapkan hati kita untuk menyambut kedatanganNya?? Marilah kita menanggalkan ego kita dan marilah kita menyambut Dia yang datang dalam kelemah lembutan untuk menanggung beban dunia dan mengampuni dosa kita manusia. Sudah selayaknya dan seharusnyalah kita mengucap syukur dan berterimakasih karena ternyata oleh karena kasihNya kepada kita dan semua manusia, Dia mau datang ke dunia, dan dengan karena kasihNya jugalah Dia mau datang sebagai raja yang menunggangi keledai, datang dengan kelemah lembutan, datang untuk mengangkat beban dosa manusia, dan bukan datang dengan menunggangi kuda, datang sebagai raja yang siap berperang dan menyandang pedang untuk menunjukan kuasanya.
Terimakasih Yesus, Engkau mau datang dengan kasih dan kelemah lembutan yang Kau berikan untuk kami semua dan datang untuk menanggung beban dunia serta menebus beban dosa kami. Marilah kita siapkan hati menyambut kedatanganNya.
Amin.