Selasa, 10 November 2009

Doa bukanlah mantra.

Ada seorang pemuda yang dahulu aktif melayani dan selalu datang setiap ada acara-acara gereja, namun sekarang pemuda ini berubah total, ia tidak lagi mau ikut terlibat dalam acara-acara gereja bahkan ia juga jarang sekali mau datang lagi pada kebaktian-kebaktian setiap hari minggu. Ketika suatu waktu ada kesempatan, saya sempat bertanya kepada pemuda ini mengapa ia sekarang sudah jarang sekali terlihat di kebaktian-kebaktian setiap hari minggu?? Awalnya sih pemuda ini menjawabnya dengan basa-basi bahwa ia sedang sibuk bekerja sehingga kadang-kadang hari minggu pun ia sering harus masuk kerja karena banyak kerjaan yang menunggu. Namun setelah cukup lama kami ngobrol barulah pemuda ini mau menceritakan mengapa sesungguhnya ia sekarang jarang lagi terlihat mengikuti kebaktian-kebaktian minggu dan juga jarang lagi mau terlibat pada acara-acara gerejawi, ternyata dia sedang marahkepada Tuhan. Pemuda ini kesal dan tidak lagi mau dekat dengan Tuhan karena menurutnya percuma saja selama ini dia aktif kegereja dan aktif melayani, bahkan percuma juga ia selama ini selalu menjalankan saat teduh dan doa pribadi setiap hari. Dia merasa selama ini setiap apapun yang ia minta melalui doa kepada tuhan selalu saja tidak diberi, bahkan tidak jarang setiap permintaannya dijawab Tuhan dengan memberikan yang sebaliknya dari apa yang ia minta. Ia kecewa pada Tuhan karena ia merasa doa-doanya tidak diperhatikan Tuhan. Bahkan ia sampai pada suatu kesimpulan konyol bahwa menurut dia ternyata meminta melalui berdoa kepada Tuhan itu lebih sulit dipenuhi daripada meminta melalui doa-doa dengan mantra-mantra seperti yang dilakukan oleh dukun-dukun. Sehingga akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan semua doa-doanya kepada Tuhan dan saat teduhnya, bahkan ia juga memutuskan untuk menghentikan kegiatannya melayani dan datang kegereja sampai semua doa-doanya kepada Tuhan dikabulkan. Pemuda ini mengatakan “masa berdoa kepada Tuhan kalah manjurnya sama doa mantra dukun-dukun itu”.
Menanggapi perkataan dia ini saya hanya berkata kepadanya bahwa doa kita kepada Tuhan itu bukanlah sebuah mantra yang kita anggap sebagai kata-kata sakti sehingga dapat diperbandingkan dengan doa mantra yang dilakukan dukun-dukun itu. Doa kita kepada Tuhan sesungguhnya adalah salah satu bentuk ucapan syukur kita atas segala kasih dan kebaikanNya yang telah dan selalu Ia berikan kepada kita. Sebenarnya kita tidaklah mempunyai hak apa-apa untuk meminta apapun juga kepadaNya, namun karena kasih dan kebaikanNya kepada kita sehingga Ia menjadikan kita Anak-AnakNya dan diberikan kesempatan untuk meminta kepadaNya selaku Bapa kita.
Satu hal lagi yang saya sampaikan kepada pemuda ini, saya memberikan beberapa petikan kata-kata hikmat yang pernah saya dengar :
Ingatlah, ketika kita berdoa meminta kekuatan, Allah memberikan kita kesulitan-kesulitan agar membuat kita kuat.
Ketika kita berdoa meminta hikmat, Allah memberikan kita masalah-masalah yang harus kita pecahkan.
Ketika kita berdoa meminta rejeki, Allah memberikan kita tenaga serta otak agar kita dapat bekerja.
Ketika kita berdoa meminta keberanian, Allah menghadapkan kita bahaya-bahaya yang harus kita hadapi.
Ketika kita berdoa meminta kesabaran, Allah menempatkan kita pada situasi-situasi dimana kita harus menunggu.
Ketika kita berdoa meminta hati yang penuh kasih, Allah memberikan kita teman-teman yang membutuhkan pertolongan kita.
Ketika kita berdoa meminta pertolonganNya, Allah memberikan kita sahabat-sahabat yang siap menolong kita.
Saya menutup percakapan saya dengan pemuda ini dengan satu kalimat “kita mungkin tidaklah selalu menerima segala sesuatu yang kita minta dan yang kita inginkan melalui doa kepadaNya, namun kita akan selalu menerima segala sesuatu yang kita butuhkan.”
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar