Jumat, 04 Desember 2009

Keledai Bukan Kuda.

Teman-teman sudah pernah melihat keledai?? Tahu atau tidak perbedaan keledai dengan kuda?? Iya, keledai lebih kecil dibandingkan kuda, keledai juga pada waktu itu adalah hewan yang dipelihara oleh orang-orang kecil atau rakyat biasa sedangkan kuda adalah hewan yang pada waktu itu biasanya dipelihara oleh orang-orang kaya yang memiliki uang banyak dan keluarga kerajaan, jadi pada waktu itu keluarga yang memelihara kuda adalah keluarga kerajaan atau minimal keluarga yang kaya sedang keluarga dari rakyat biasa kebanyakan hanya memelihara keledai. Selain itu keledai jalannya lambat, kalau jalan kepala keledai suka menunduk, dan keledai lebih sering dipakai untuk mengangkat beban berat. Sedangkan kuda terlihat sangat kokoh, sangat keren, jalannya tegap dan pada waktu itu kuda lebih sering digunakan untuk menarik kereta perang prajurit atau digunakan sebagai kendaraan bertempur seorang raja atau panglima.
Dari sekian banyak perbedaan antara kuda dan keledai, tampak sekali perbedaan peran, perbedaan perlakukan antara kuda dan keledai. Pada waktu itu tentu saja setiap orang lebih ingin memelihara dan menggunakan kuda daripada keledai, selain membuat orang yang mengendarai kuda akan terlihat lebih berkuasa, menunggang kuda juga dapat menunjukan status social kita yang bukan sebagai rakyat biasa. Namun sayangnya dari Alkitab yang kita baca tentang perikop Yesus yang disambut di Yerusalem, Yesus lebih memilih menunggangi keledai daripada menunggangi kuda saat Ia masuk ke kota Yerusalem. Tapi walaupun begitu, dari bagian Alkitab itupun kita dapat melihat ternyata rakyat di Yerusalem sempat menyambut Yesus sebagai raja ketika Dia masuk ke kota Yerusalem dengan menunggangi keledai.
Dan bila kita mau menyelidiki bagian Alkitab itu lebih dalam lagi, kita tentunya akan menemukan ternyata Yesus ingin menunjukan sesuatu hal kepada kita mengapa Ia memilih menunganggi keledai daripada menunggangi kuda untuk masuk ke kota Yerusalem itu. Ternyata dengan menunganggi keledai, Yesus ingin menunjukan bahwa Ia datang ke dunia bukan sebagai raja yang menyandang pedang dan siap untuk berperang dan mengendarai kuda, namun Ia datang ke dunia sebagai raja yang ingin mengangkat beban dunia, mengangkat beban dosa manusia di dunia, dan untuk itu Ia datang dengan kelemah lembutan bukan dengan penyandang pedang, dengan kekerasan dan siap untuk berperang.
Selain itu dengan menunggangi keledai, Yesus juga ingin menunjukan bahwa Ia bukanlah Tuhan yang mempertahankan statusNya tapi dengan kasihNya Ia mau meninggalkan status rajanya dan datang kedunia sebagai manusia biasa. Dengan menunggangi keledai, Ia pun ingin mengatakan bahwa Ia datang kedunia untuk semua orang, dan bukan untuk orang-orang kaya saja.
Namun lagi-lagi sayangnya, ego kita sering kali membuat kita kecewa ketika kita membaca bahwa Yesus ternyata hanya menunganggi keledai dan bukan kuda. Ego kita kadang-kadang membuat kita ingin melihat Yesus datang sebagai raja yang berkuasa dan menyandang pedang sehingga semua orang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja yang berkuasa atas semua manusia. Kadang-kadang disaat kita merasa sebagai kaum minoritas di Indonesia ini, kita ingin melihat Yesus datang bukan dengan kelemah lembutan tapi datang dengan kekuasaanNya sehingga semua orang memandang kita sebagai orang Kristen dan percaya kepada Yesus. Tapi Yesus tidak menginginkan itu, Dia ingin datang sebagai raja yang menanggung dosa manusia dan datang dengan kelembutan bukan dengan menyandang pedang agar semua orang percaya kepadaNya.
Saat ini kita memasuki bulan Desember, sebagai orang Kristen tentunya kita sibuk menyiapkan acara-acara natal kita, baik acara natal di gereja maupun acara natal di keluarga kita. Namun selain sibuk menyiapkan acara-acara natal itu, ada yang lebih penting kita siapkan untuk menyambut natal, sudahkah kita menyiapkan hati kita untuk menyambut kedatanganNya?? Marilah kita menanggalkan ego kita dan marilah kita menyambut Dia yang datang dalam kelemah lembutan untuk menanggung beban dunia dan mengampuni dosa kita manusia. Sudah selayaknya dan seharusnyalah kita mengucap syukur dan berterimakasih karena ternyata oleh karena kasihNya kepada kita dan semua manusia, Dia mau datang ke dunia, dan dengan karena kasihNya jugalah Dia mau datang sebagai raja yang menunggangi keledai, datang dengan kelemah lembutan, datang untuk mengangkat beban dosa manusia, dan bukan datang dengan menunggangi kuda, datang sebagai raja yang siap berperang dan menyandang pedang untuk menunjukan kuasanya.
Terimakasih Yesus, Engkau mau datang dengan kasih dan kelemah lembutan yang Kau berikan untuk kami semua dan datang untuk menanggung beban dunia serta menebus beban dosa kami. Marilah kita siapkan hati menyambut kedatanganNya.
Amin.

3 komentar:

  1. Nice article 😊😊😊😊

    BalasHapus
  2. Nice article 😊😊😊😊

    BalasHapus
  3. keledai naik keledai,sama2 dungu maksudnya???

    BalasHapus