Selasa, 15 Desember 2009

Gembala.

Tidak lama lagi kita akan bersama-sama merayakan natal. Setiap natal kita pasti akan kembali diingatkan oleh peran para gembala dalam kisah kelahiran Yesus. Mungkin kita semua telah tahu bagaimana sikap dan perlakuan warga Yahudi terhadap para gembala pada jaman kelahiran Yesus waktu itu. Iya betul, pada waktu itu seorang gembala tidak akan dipandang dan akan diremehkan keberadaannya ditengah-tengah masyarakat. Pada waktu itu para gembala dianggap sebagai orang upahan dan orang miskin yang tidak layak dipandang. Bahkan tidak jarang para gembala harus tidur didalam kandang bersama-sama dengan hewan yang mereka jaga. Namun seperti yang selama ini telah kita ketahui bahwa Yesus bukan tanpa sebab memilih gembala untuk menyatakan dan memberitahu kelahiranNya, selain Yesus ingin mengatakan pada dunia bahwa Yesus tidak membeda-bedakan manusia, Dia tidak memandang rendah gembala seperti pandangan warga Yahudi saat itu, Yesus juga ingin mengambarkan hal-hal positif dari gembala yang akan mencerminkan keberadaanNya di dunia ini.
Teman-teman mungkin pernah membaca bahwa gembala pada waktu itu terkenal sangat bertanggung jawab dan sangat mengasihi hewan-hewan yang dijaganya. Bahkan karena sayangnya gembala pada hewan atau domba-dombanya maka tidak jarang para gembala ini menamai setiap hewan atau domba-dombanya, sehingga dengan mudah ia memanggil para dombanya saat ia sedang menggembalakan domba-dombanya dipadang rumput, bahkan karena kasihnya gembala pada hewan dan domba-dombanya maka setiap gembala mengenal dengan jelas semua domba-domba yang dijaganya, demikian juga sebaliknya domba-dombanya pun mengenal suara dan panggilan dari gembalanya. Bahkan tidak jarang para gembala rela dan berani mempertaruhkan nyawanya ketika ada dombanya yang hilang atauada dombanya yang sedang diganggu oleh hewan-hewan pemangsa lainnya. Karena rasa tanggung jawab dan kasihnya pada domba-domba yang dijaganya maka para gembala rela menahan lapar, cape dan lelah untuk mencari dombanya yang hilang, dan saat ia menemukan dombanya itu kembali maka ia akan sangat bersuka cita dan melupakan semua kesusahan yang ia alami saat mencari dombanya itu.
Karena itulah teman-teman, salah satu hal yang menyebabkan mengapa Yesus memakai gembala untuk menjadi orang yang diberitahu oleh malaikat tentang kelahiran Yesus. Seperti yang telah dikatakan tadi bahwa Yesus tidak memandang rendah dan tidak membeda-bedakan manusia sehingga Ia menggunakan para gembala yang saat itu tidak dianggap dan dipandang rendah oleh masyarakat pada saat itu, selain itu Yesus juga ingin mengatakan bahwa kedatanganNya ke dunia bukanlah sebagai raja yang merebut kekuasaan tapi Ia datang sebagai gembala yang baik, Ia datang karena rasa kasihNya pada kita domba-dombaNya, Ia datang untuk mencari kita domba-dombaNya yang terhilang. Bahkan sebagai gembala yang baik Ia rela datang kedunia dan memberikan nyawaNya untuk mencari dan menyelamatkan kita domba-dombaNya yang hilang.
Begitu berharganya kita bagi Yesus, lalu apa sikap kita menyambut kasih yang Yesus berikan itu?? Tidak lama lagi kita akan memperingati natal, memperingati peristiwa Yesus yang datang karena kasihNya pada kita, Dia datang sebagai gembala yang baik, yang mengenal setiap domba-dombaNya dan yang rela berkorban untuk mencari dan menyelamatkan domba-dombaNya. Lalu bagaimana dengan kita?? Apakah kita juga mau menyambutnya dengan sikap kita menjadi domba yang baik, domba yang mengenal suara dan panggilan dari Dia gembala kita?? Atau kita memilih untuk menjadi domba yang nakal, yang selalu melawan dan lari dari Dia gembala kita?? Semua keputusan ada pada kita, mau seperti apa dan bagaimana kita mau menyambut Dia gembala kita. Namun satu yang pasti, Dia telah datang kedunia karena kasihNya pada kita, Dia datang dengan tidak membeda-bedakan dan memandang rendah kita, Dia datang sebagai gembala yang baik yang mengenal kita setiap domba-dombaNya, dan sebagai gembala yang baik Dia rela berkorban dan memberikan nyawaNya untuk mencari dan menyelamatkan kita domba-dombanya.
Sudah sepatutnya kita mengucap syukur dan berterimakasih atas kasihNya yang bagitu besar pada kita.
Selamat natal dan Tuhan memberkati.
Amin.

Selasa, 08 Desember 2009

Jangan Mau Selalu di Tuduh.

Pernahkah teman-teman merasakan malas untuk berdoa, atau malas untuk membaca Alkitab, atau malas untuk hadir ke kebaktian di gereja atau bahkan malas untuk melayani?? Biasanya ada banyak factor yang menyebabkan kita merasa malas untuk itu semua, tapi ada satu factor yang seringkali menjadi alasan atau menjadi pembenaran bagi kita bila kita tidak melayani, kegereja, berdoa atau membaca Alkitab. Kadang-kadang perasaan tidak layak dan tidak pantas karena dosa-dosa yang telah kita buat, sehingga kita tidak layak untuk berdoa, membaca Alkitab, kegereja dan bahkan melayani.
Perasaan seperti itu seringkali menjadi alasan kita untuk tidak berdoa, membaca Alkitab, ke gereja dan melayani. Saya sering mendengar beberapa teman saya mengungkapkan hal ini sebagai alasan ia undur dari pelayanan. Bahkan secara pribadi saya sendiri pun pernah merasakan perasaan seperti itu yang akhirnya mematahkan semangat dan membuat saya malas untuk melayani.
Perasaan merasa tidak pantas dan tidak layak karena dosa-dosa yang telah kita buat, sebenarnya merupakan hal yang baik, karena dengan demikian artinya kita telah dapat mengkoreksi diri dan menyadari segala perbuatan kita yang salah dan tidak baik. Namun bila perasaan tidak layak dan berdosa ini selalu menuduh kita sehingga pada akhirnya membuat kita menjadi patah semangat atau bahkan membuat kita menjadi malas dan undur dari berdoa, membaca Alkitab, ke gereja atau bahkan undur dari melayani, ini yang harus kita waspadai. Hati-hati bila hal ini yang sudah terjadi pada diri kita, si iblis dapat merubah perasaan menyesal atas dosa-dosa kita menjadi perasaan yang dibuat-buat untuk menjadikan alasan bagi kita untuk undur dari Tuhan. Iblis akan memakai perasaan menyesal kita menjadi sarananya untuk menarik kita jauh dari Tuhan. Iblis akan terus menjadikan dosa kita sebagai alasan untuk menuduh kita sebagai manusia yang sangat kotor, yang tidak akan pernah pantas lagi untuk berdoa, membaca Alkitab, kegereja atau bahkan melayani. Dan bila iblis telah sukses dengan perangkap ini, maka kita akan merasakan bahwa kita tidak lagi pantas dan layak untuk dakat dengan Tuhan, sehingga akhirnya membuat kita patah semangat, malas dan undur dari Tuhan.
Memang perasaan menyesal akan dosa-dosa kita itu baik, namun bila perasaan berdosa itu terus saja menuduh kita menjadi orang yang sangat kotor dan sangat berdosa walaupun sebenarnya kita telah menyesali dosa itu dan minta pengampunan dari Tuhan serta berusaha untuk menjadi lebih baik dan tidak lagi jatuh dalam dosa itu, maka waspadalah mungkin sekali iblis sedang memakai strateginya untuk menjatuhkan kita dan membuat kita semakin jauh dengan Tuhan, karena sebenarnya setiap dosa-dosa kita telah ditanggungNya dan ditebusNya secara lunas diatas kayu salib, selama kita mau menyesali dosa-dosa kita dan memohonkan pengampunanNya serta kembali kejalanNya dan meminta kekuatan dariNya agar kita tidak lagi jatuh kedalam dosa-dosa itu, maka sesungguhnya darah yang telah Yesus curahkan diatas kayu salib itu telah menebus dan membayar lunas dosa-dosa kita itu, sehingga kita sekarang bukan lagi menjadi orang-orang kotor yang tidak pantas dan tidak layak untuk memanggil Dia Bapa.
Teman-teman, sebentar lagi kita akan menyambut natal, merayakan kedatanganNya ke dunia sebagai manusia untuk menebus dosa-dosa kita. Bila memang masih ada dosa-dosa kita yang belum kita akui dan mohon pengampunanNya, maka sekarang marilah kita memohonkan pengampunan atas dosa-dosa kita itu. Karena itulah tujuanNya datang kedunia, yang kita peringati sebagai natal, Dia datang untuk menyelamatkan dan mengampuni dosa-dosa kita umat manusia. Dan bila kita telah selesai memohonkan pengampunanNya, marilah kita menjaga sikap hidup kita untuk selalu ada di jalanNya dan terus berusaha untuk menjadi Anak-AnakNya yang senantiasa menjalankan perintah-perintahNya. setelah itu, jangan mau lagi terus-terusan dan selalu di tuduh oleh si iblis dengan menggunakan dosa-dosa kita untuk membuat kita jauh dan undur dariNya. Marilah kita tanamkan dihati kita dan mengatakan pada si iblis, “maaf, engkau tidak dapat lagi menuduh saya karena Yesus telah datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia termasuk dosa-dosaku telah ditebusNya”.
Amin.

Jumat, 04 Desember 2009

Keledai Bukan Kuda.

Teman-teman sudah pernah melihat keledai?? Tahu atau tidak perbedaan keledai dengan kuda?? Iya, keledai lebih kecil dibandingkan kuda, keledai juga pada waktu itu adalah hewan yang dipelihara oleh orang-orang kecil atau rakyat biasa sedangkan kuda adalah hewan yang pada waktu itu biasanya dipelihara oleh orang-orang kaya yang memiliki uang banyak dan keluarga kerajaan, jadi pada waktu itu keluarga yang memelihara kuda adalah keluarga kerajaan atau minimal keluarga yang kaya sedang keluarga dari rakyat biasa kebanyakan hanya memelihara keledai. Selain itu keledai jalannya lambat, kalau jalan kepala keledai suka menunduk, dan keledai lebih sering dipakai untuk mengangkat beban berat. Sedangkan kuda terlihat sangat kokoh, sangat keren, jalannya tegap dan pada waktu itu kuda lebih sering digunakan untuk menarik kereta perang prajurit atau digunakan sebagai kendaraan bertempur seorang raja atau panglima.
Dari sekian banyak perbedaan antara kuda dan keledai, tampak sekali perbedaan peran, perbedaan perlakukan antara kuda dan keledai. Pada waktu itu tentu saja setiap orang lebih ingin memelihara dan menggunakan kuda daripada keledai, selain membuat orang yang mengendarai kuda akan terlihat lebih berkuasa, menunggang kuda juga dapat menunjukan status social kita yang bukan sebagai rakyat biasa. Namun sayangnya dari Alkitab yang kita baca tentang perikop Yesus yang disambut di Yerusalem, Yesus lebih memilih menunggangi keledai daripada menunggangi kuda saat Ia masuk ke kota Yerusalem. Tapi walaupun begitu, dari bagian Alkitab itupun kita dapat melihat ternyata rakyat di Yerusalem sempat menyambut Yesus sebagai raja ketika Dia masuk ke kota Yerusalem dengan menunggangi keledai.
Dan bila kita mau menyelidiki bagian Alkitab itu lebih dalam lagi, kita tentunya akan menemukan ternyata Yesus ingin menunjukan sesuatu hal kepada kita mengapa Ia memilih menunganggi keledai daripada menunggangi kuda untuk masuk ke kota Yerusalem itu. Ternyata dengan menunganggi keledai, Yesus ingin menunjukan bahwa Ia datang ke dunia bukan sebagai raja yang menyandang pedang dan siap untuk berperang dan mengendarai kuda, namun Ia datang ke dunia sebagai raja yang ingin mengangkat beban dunia, mengangkat beban dosa manusia di dunia, dan untuk itu Ia datang dengan kelemah lembutan bukan dengan penyandang pedang, dengan kekerasan dan siap untuk berperang.
Selain itu dengan menunggangi keledai, Yesus juga ingin menunjukan bahwa Ia bukanlah Tuhan yang mempertahankan statusNya tapi dengan kasihNya Ia mau meninggalkan status rajanya dan datang kedunia sebagai manusia biasa. Dengan menunggangi keledai, Ia pun ingin mengatakan bahwa Ia datang kedunia untuk semua orang, dan bukan untuk orang-orang kaya saja.
Namun lagi-lagi sayangnya, ego kita sering kali membuat kita kecewa ketika kita membaca bahwa Yesus ternyata hanya menunganggi keledai dan bukan kuda. Ego kita kadang-kadang membuat kita ingin melihat Yesus datang sebagai raja yang berkuasa dan menyandang pedang sehingga semua orang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja yang berkuasa atas semua manusia. Kadang-kadang disaat kita merasa sebagai kaum minoritas di Indonesia ini, kita ingin melihat Yesus datang bukan dengan kelemah lembutan tapi datang dengan kekuasaanNya sehingga semua orang memandang kita sebagai orang Kristen dan percaya kepada Yesus. Tapi Yesus tidak menginginkan itu, Dia ingin datang sebagai raja yang menanggung dosa manusia dan datang dengan kelembutan bukan dengan menyandang pedang agar semua orang percaya kepadaNya.
Saat ini kita memasuki bulan Desember, sebagai orang Kristen tentunya kita sibuk menyiapkan acara-acara natal kita, baik acara natal di gereja maupun acara natal di keluarga kita. Namun selain sibuk menyiapkan acara-acara natal itu, ada yang lebih penting kita siapkan untuk menyambut natal, sudahkah kita menyiapkan hati kita untuk menyambut kedatanganNya?? Marilah kita menanggalkan ego kita dan marilah kita menyambut Dia yang datang dalam kelemah lembutan untuk menanggung beban dunia dan mengampuni dosa kita manusia. Sudah selayaknya dan seharusnyalah kita mengucap syukur dan berterimakasih karena ternyata oleh karena kasihNya kepada kita dan semua manusia, Dia mau datang ke dunia, dan dengan karena kasihNya jugalah Dia mau datang sebagai raja yang menunggangi keledai, datang dengan kelemah lembutan, datang untuk mengangkat beban dosa manusia, dan bukan datang dengan menunggangi kuda, datang sebagai raja yang siap berperang dan menyandang pedang untuk menunjukan kuasanya.
Terimakasih Yesus, Engkau mau datang dengan kasih dan kelemah lembutan yang Kau berikan untuk kami semua dan datang untuk menanggung beban dunia serta menebus beban dosa kami. Marilah kita siapkan hati menyambut kedatanganNya.
Amin.